Senin, 27 Juli 2009

Muslimah

Wanita Shalihah
Sungguh tak terbayangkan bagaimana indahnya hidup bersama istri shalihah. Istri yang sejuk dipandang mata, menentramkan hati dan jiwa. Istri yang pandai membahagiakan hati suaminya. Ia tahu apa yang harus ia lakukan sebagai seorang istri terhadap suaminya, sebagai seorang ibu terhadap anak-anaknya, sebagaimana ia dahulu menjadi anak yang berbakti kepada orang tuanya. Kata-katanya santun penuh hikmah. Jika ia senang, tampak dari raut wajahnya yang berseri-seri bak bidadari. Jika marah, ia berusaha menahannya agar tidak diketahui suaminya. Ia selalu meminta maaf meskipun bukan ia yang bersalah. Dan ia selalu memaafkan kesalahan orang lain sebelum mereka memintanya. Itulah ciri wanita shalihah.

Wanita shalihah pandai menjaga lisan, mata dan hatinya. Ia tidak berbicara kecuali yang bermanfaat, tidak melihat kecuali yang halal untuk dilihat, dan tidak pernah menyimpan rasa benci ataupun dendam kepada siapapun. Hatinya luas bak samudera. Jiwanya lembut laksana sutera, namun sikapnya tegas seperti ksatria.

Sungguh tak berlebihan ketika Rasulullah SAW menyebut wanita shalihah sebagai perhiasan terindah yang ada di dunia. Ya, bahkan ia lebih dari itu. Wanita shalihah adalah tulang punggung bangkitnya generasi baru Islam yang akan memimpin dunia. Berapa banyak para ulama dan mujahid yang terlahir dari rahim seorang wanita shalihah. Tanpa belaian dan kasih sayang wanita shalihah, sangat sulit dibayangkan mereka semua bisa menjadi seperti itu.

Sungguh mengagumkan kehidupan yang dilalui wanita shalihah. Ketika masih kecil, ia menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Ketika beranjak dewasa ia menjadi remaja yang pandai menjaga kehormatan dirinya. Ia tidak terbawa arus pergaulan yang dapat merusak akhlaknya. Ketika menikah ia menjadi istri yang tulus dan setia dengan suaminya. Ia tidak pernah mengkhianatimya, baik ketika pergi maupun berada di dalam rumahnya. Setelah dikaruniai anak, ia menjadi seorang ibu yang bijaksana dalam mendidik anak-anaknya. Ia paham bagaimana harus bersikap semestinya. Ia juga mengerti bagaimana menjaga hak dan kewajibannya, baik terhadap Tuhannya maupun sesama manusia.

Namun meskipun demikian, ia tetaplah manusia. Kadangkala benar, kadang pula salah. Ia juga masih memiliki hati nurani dan air mata, sehingga tak jarang hatinya menangis karena terluka. Ia juga membutuhkan seseorang yang sanggup membimbingnya menuju jalan-Nya. Ia juga ingin berbagi cerita tentang kisah hidupnya, baik dalam mengurus anak maupun mengelola keuangan rumah tangga. Ia juga butuh teman yang selalu berada di sisinya dan mengusap air mata di pipinya di kala ia bersedih.

Sungguh wanita shalihah adalah manusia luar biasa yang pernah ada di dunia. Tak heran jika Rasulullah SAW bersabda, “Surga berada di bawah telapak kaki ibu”. Dalam hadits lain ketika ditanya tentang orang yang berhak dilayani beliau bersabda, “Ibumu”, beliau mengulainya sebanyak tiga kali, baru setelah itu beliau melanjutkan, “Ayahmu”. Bahkan dalam Al-Quran, Allah mengabadikan keagungan wanita dengan sebuah surat bernama An-Nisa (wanita-wanita). Tak hanya itu, bahkan nama salah seorang wanita shalihah pun diabadikan menjadi nama surat, Maryam. Allahu Akbar, Walillahil Hamd. Itulah balasan bagi wanita shalihah.

Dua orang gadis, putri Nabi Syuaib yang berjalan malu-malu adalah contoh wanita shalihah di zaman Nabi Musa. Sebelumnya, Asiah, istri Fir’aun yang telah mengasuh Nabi Musa sewaktu kecil pernah menyembunyikan keimanannya. Begitu juga Ratu Balqis ketika memilih beriman dan akhirnya menjadi istri Nabi Sulaiman. Zulaikha yang semula menggoda dan memfitnah Nabi Yusuf pun akhirnya mengakui kesalahannya dan bertaubat kepada Tuhannya. Istri Imran yang pernah berdoa dan akhirnya dikabulkan doanya sehingga lahirlah Siti Maryam, ibunda Nabi Isa. Istri Nabi Zakariya yang semula disangka mandul, namun ternyata ditakdirkan melahirkan Nabi Yahya. Istri Nabi Ibrahim yang melahirkan Nabi Ismail di usia tua. Semuanya adalah contoh wanita-wanita shalihah yang kisahnya diabadikan dalam Al-Quran. Subhanallah.

Belum lagi Siti Khadijah, Siti Aisyah, Siti Fathimah, Ummu Sulaim, Khansa dan wanita-wanita shalihah lainnya pada zaman Nabi SAW.

Mungkin dunia ini takkan berwarna tanpa hadirnya wanita. Bahkan kenikmatan surga terasa tak lengkap tanpa ditemani wanita. Jika tidak, mengapa Nabi Adam harus ditemani oleh Siti Hawa? Memang wanita bukan segalanya, namun hampir seluruh manusia telahir dari rahim seorang wanita. Maka beruntunglah bagi wanita shalihah. Wanita yang mengerti kemuliaan dirinya.

Sabtu, 16 Mei 2009

Dear Ukti-Ukhtiku

Dear ukhti-ukhtiku yg kucintai karena
Allah, apa kabar iman-mu hari ini?
Semoga Allah Yang Maha Indah selalu
memberi keindahan padamu dan
melindungimu dari segala keburukan.

Ukhti-ukhtiku yg kucintai karena Allah,
sebaik2 perhiasan dunia adalah wanita
sholehah. Dan "perkara yg pertama kali
ditanyakan kepada seorang wanita pada
hari kiamat nanti, adalah mengenai
sholat lima waktu dan ketaatannya
terhadap suami." (HR.Ibnu Hibbab dari
Abu Hurairah)

Ukhti-ukhtiku,
Pagi ini aku membaca sebuah buku di
dalamnya terdapat 10 wasiat Rasulullah
kepada putrinya Fathimah binti Rasulullah.
Sepuluh wasiat yg beliau sampaikan
merupakan mutiara yg termahal nilainya,
bila kemudian dimiliki oleh setiap istri
sholehah. Wasiat tsb adl:
1. Ya Fathimah, kepada wanita yg membuat
tepung untuk suami dan anak-anaknya,
Allah pasti akan menetapkan kebaikan
baginya dari setiap biji gandum, melebur
kejelekan dan meningkatkan derajat
wanita itu.

2. Ya Fathimah, kepada wanita yg
berkeringat ketika menumbuk tepung untuk
suami dan anak-anaknya, niscaya Allah
menjadikana dirinya dgn neraka tujuh
tabir pemisah.

3. Ya Fathimah, tiadalah seorang yg
meminyaki rambut anak-anaknya lalu
menyisirnya dan mencuci pakaiannya,
melainkan Allah akan menetapkan pahala
baginya seperti pahala memberi makan
seribu org yg kelaparan dan memberi
pakaian seribu orang yg telanjang.

4. Ya Fathimah, tiadalah wanita yg
menahan kebutuhan tetangganya, melainkan
Allah akan menahannya dari minum telaga
kautsar pada hari kiamat nanti.

5. Ya Fathimah, yg lebih utama dari
seluruh keutamaan di atas adalah
keridhoaan suami terhadap istri.
Andaikata suamimu tidak ridho kepadamu,
maka aku tidak akan mendoakanmu.
Ketahuilah wahai Fathimah, kemarahan
suami adalah kemurkaan Allah.

6. Ya Fathimah, apabila wanita
mengandung, maka malaikat memohonkan
ampunan baginya, dan Allah menetapkan
baginya setiap hari seribu kebaikan
serta melebur seribu kejelekan. Ketika
wanita merasa sakit akan melahirkan,
Allah menetapkan pahala baginya sama dgn
pahala para pejuang di jalan Allah. Jika
dia melahirkan kandungannya, maka
bersihlah dosa-dosanya seperti ketika
dia dilahirkan dari kandungan ibunya.
Bila meninggal ketika melahirkan, maka
dia tidak akan membawa dosa sedikitpun.
Di dalam kubur akan mendapat pertamanan
indah yg merupakan bagian dari taman
sorga. Dan Allah memberikan pahala
kepadanya sama dgn pahala seribu orang
yg melaksanakan ibadah haji dan umrah,
dan seribu malaikat memohonkan ampunan
baginya hingga hari kiamat.

7. Ya Fathimah, tiadalah wanita yg
melayani suami selama sehari semalam dgn
rasa senang serta ikhlas, melainkan
Allah mengampuni dosa-dosanya serta
memakaikan pakaian padanya di hari
kiamat berupa pakaian yg serba hijau,
dan menetapkan baginya setiap rambut
pada tubuhnya seribu kebaikan. Dan Allah
memberikan kepadanya pahala seratus kali
beribadah haji dan umrah.

8. Ya Fathimah, tiadalah wanita yg
tersenyum di hadapan suami, melainkan
Allah memandangnya dgn pandangan penuh
kasih.

9. Ya Fathimah, tiadalah wanita yg
membentangkan alas tidur untuk suami dgn
rasa senang hati, melainkan para
malaikat yg memanggil dari langit
menyeru wannita itu agar menyaksikan
pahala amalnya, dan Allah mengampuni
dosa-dosanya yg telah lalu dan yg akan
datang.

10. Ya Fathimah, tiadalah wanita yg
meminyaki kepala suami dan menyisirnya,
meminyaki jenggot dan memotong kumisnya,
serta memotong kukunya, melainkan Allah
memberi minuman arak yg dikemas indah
kepadanya yang didatangkan dari sungai2
sorga. Allah mempermudah sakaratul-maut
baginya, serta kuburnya menjadi bagian
dari taman sorga. Dan Allah menetapkan
baginya bebas dari siksa neraka serta
dapat melintasi shirathal-mustaqim dgn
selamat.

Ukhti-ukhtiku yg kucintai karena Allah,
begitu indah menjadi wanita dgn
kelembutan dan kasihnya dapat merubah
dunia .
Jadilah diri-dirimu menjadi wanita
sholehah agar negeri menjadi indah.
Karena dirimu adalah tiang negeri ini.

Ukhti-ukhtiku yg kucintai karena Allah.
Tidakkah dirimu galau melihat keadaan
negeri saat ini? Apa yg akan kau katakan
pada anakmu kelak saat ia bertanya
mengapa negeriku seperti ini?
Jadilah diri-dirimu menjadi wanita
sholehah. Karena esok negeri ini di
tangan generasi kita.

Ukhti-ukhtiku yg kucintai karena Allah,
Begitu indah menjadi istri. Setiap
perbuatannya merupakan pahala untukmu.
Lakukan dengan ikhlas karena Allah,
Insya Allah dunia akhirat ada ditanganmu.

Ukhti-ukhtiku yg kucintai karena Allah.
Semoga Allah yang Maha Baik menjadikan
antum wanita dan istri sholehah.
Membantu dan membimbing kita untuk tetap
dijalanNya. Amiin…

Surat Cinta tuk Ukhti

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh,

Ukhti fillah, yang dinantikan segenap ikhwan pendamba perhiasan terindah dunia, yang dinantikan surga tuk menjadi bidadari di dalamnya,

Ukhti…Besarnya kerudungmu tidak menjamin sama dengan besarnya semangat jihadmu menuju ridho tuhanmu,mungkinkah besarnya kerudungmu hanya di gunakan sebagai ‘fashion’ atau gaya zaman sekarang, atau mungkin kerudung besarmu hanya di jadikan alat perangkap busuk supaya mendapatkan ikhwan yang di idamkan bahkan bisa jadi kierudung besarmu hanya akan di jadikan sebagai identitasmu saja, supaya bisa mendapat gelar akhwat dan di kagumi oleh banyak ikhwan.

Ukhti…tertutupnya tubuhmu Tidak menjamin bisa menutupi aib saudaramu, keluargamu bahkan diri antum sendiri, coba perhatikan sekejap saja, apakah aib saudaramu, teman dekatmu bahkan keluargamu sendiri sudah tertutupi, bukankah kebiasaan buruk seorang perempuan selalu terulang dengan tanpa di sadari melalui ocehan-ocehan kecil sudah membekas semua aib keluargamu, aib sudaramu, bahkan aib teman dekatmu melalui lisan manis mu.)

Ukhti…lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih dari pada itu, tapi akankah kelembutan suara antum sama dengan lembutnya ksasihmu pada sauadaramu, pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada semua orang yang menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu.)

Ukhti…lembutnya Parasmu tak menjamin selembut hatimu, akankah hatimu selembut salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat segerombolan anak-anak palestina terlihat gigih berjuang dengan berani menaruhkan jiwa dan raga bahkan nyawa seklaipun dengan tetes darah terakhir, akankah selembut itu hatimu ataukah sebaliknya hatimu sekeras batu yang ogah dan cuek melihat ketertindasan orang lain.)

Ukhti…Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan shalat malammu, mungkinkah malam-malammu di lewati dengan rasa rindu menuju tuhanmu dengan bangun di tengah malam dan di temani dengan butiran-butiran air mata yang jatuh ke tempat sujud mu serta lantunan tilawah yang tak henti-hentinya berucap membuat setan terbirit-birit lari ketakutan, atau sebaliknya, malammu selalu di selimuti dengan tebalnya selimut setan dan di nina bobokan dengan mimpi-mimpi jorokmubahkan lupa kapan bangun shalat subuh.)

Ukhti…Cerdasnya dirimu tak menjamin bisa mencerdaskan sesama saudaramu dan keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati ilmu-ilmunya seperti yang entum dapatkan, ataukah antum tidak peduli sama sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu, sehingga membiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam lubang yang snagat mengerikan yaitu maksiat.)

Ukhti…cantiknya wajahmumu tidak menjamin kecantikan hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan diri antum sendiri, pernahkah antum menyadari bahwa kecantikan yang antum punya hanya titpan ketika muda, apakah sudah tujuh puluh tahun kedepan antum masih terlihat cantik, jangan-jangan kecantikanmu hanya di jadikan perangkap jahat supaya bisa menaklukan hati ikhwan dengan senyuman-senyuman busukmu.

Ukhti…tundukan pandanganmu yang katuh ke bumi tidak menjamin sama dengan tundukan semangatmu untuk beranui menundukan musuh-musuhmu, terlalu banyak musuuh yang akan antum hadapi mulai dari musuh-musuh islam sampai musuh hawa nafsu pribadimu yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan jahatmu,

Ukhti…tajamnya tatapanmu yang menusuk hati, menggoda jiwa tidak menjamin sama dengan tajamnya kepekaan dirimu teerhadapa warga sesamamu mu yang tertindas di palestina, pernahkah antum menangis ketika mujhaid-mujahidah kevil tertembak mati, atau dengan cuek bebk membiarkan begitu saja, pernahkah antum merasakan bagaimana rasanya baerjihad yang di lakukan oleh para mujahidah-mujahidah teladan.

Ukhti…lirikan mamatamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat menggetarkan hati saudaramu yang senang bermaksiat, coba antum perhatikan dunia sekelilingmu masih banyak teman,saudara bahkan keluarga antum sendiri belum merasakan manisny islam dan iman mereka belum merasakan apa yang antum rasakan, bisa jadi salah satu dari kleuargamu masih gemar bermaksiat, berpakaian seksi dan berprlikaku binatang yang tak karuan, sanggupkah antum menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka bisa merasakan sama apa yang kamu rasakan yaitu betapa lezatnya hidup dalam kemuliaan islam

Ukhti…tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang khalolikmu, antum adalah salah satu sasaran setan durjan)a yang selalu mengiontai dari semua penjuru mulai dari depan belakang atas bawah semua setan mengintaimu, imanmu dalam bahaya, hatimu dalam ancaman, tidak akan lama lagi imanmu akan terobrak abrik oleh tipuan setan jika imanmu tidak betul-betul di jaga olehmu, banyak cara yang harus antum lakukan mulai dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan seharusnya di lakuakn sejak dari sekarang, kapan lagi coba….

Ukhti…Putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan keleuargamu sendiri, masih kah hatimu terpelihara dari berbagai penyakit yang merugikan seperti riya dan sombong, pernahkah antum membanggakan diri ketika kesuksesan dakwah telah di raih dan merasa diri paling wah, merasa diri paling aktif, bahkan merasa diri paling cerdas di tas rata-rasat akhwat yang lain, sesombong itukah haitmu, lallu di manakah beningnya hatimu, dan putihnya cintamu.

Ukhti…rajinnya ngajimu tidak menjamin serajin infakmu ke mesjid atau mushola, sadarkah antum kalo kotak-kotak nongkrong di masjid masih terliat kosongdan menghawatirkan, tidakkah antum memikirkan infaq sedikit saja, bahkan kalaupun infaq, kenapa uang yang paling kecil dan paling lusuh yang antum masukan, maukah antum di beri rizki sepelit itu.

Ukhti…rutinnya halaqahmu tidak menjamin serutin puasa sunanah senin kamis yang antum laksanakan , kejujuran hati tidak bisa di bohongi, kadang semangat fisik begitu bergelora untuk di laksankan tapi, semanga tr uhani tanpa di sadari turun drastic, puasa yaumul bith pun terlupakan apalagi puasa senin kamis yang di rasakan terlalu sering dalam seminggu, separah itukah hati antum, makanan fisik yang antum pikirkan dan ternyata ruhiyah pun butuh stok makanan, kita tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi.

Ukhti…manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kaishmu terhadap sesamamu, kadang sikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang sepanjang jalan yang antum lewati, sikap ramahmu pada orang antum temui sangat jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat cuex dan menyebalkan, kalau itu kenyataanya bagaiamana orang lain akan simpati terhadap komunitas dakwah yang memerlukan banyak kader, ingat!!! Dakwah tidak memerlukan antum tapi… antumlah yang memerlukan dakwah, kita semua memerlukan dakwah.

Ukhti…rajinnya shalat malammu tidak menjamin keistiqomahan seperti rosulullah sebagai panutanmu,

Ukhti…ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap sang kholikmu, masihkah antum senang bermanjaan dengan tuhanmu dengan shalat duhamu, shalat malammu?

Ukhti…dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi, akankah nama harummu di sia-siakan begitu saja dan atau sanggupkah antum ketika sang mujahid akan segara menghampirimu

Ukhti…masih ingatkah antum terhadap pepatah yang masih teringiang sampai saat ini bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik, jadi siap-siaplah sang syuhada akan menjemputmu di pelaminan hijaumu

Ukhti…Baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam surga rabbmu.maka, tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul terasa dan terbukti dalam hidup sehari-harimu

Ukhti…muhasabah yang antum lakukan masihkah terlihat rutin dengan menghitung-hitung kejelekan dan kebusukan kelakuan antum yang di lakukan siang hari, atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu, sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus di lakukan sebelum tidur, antum tidurmendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah sampai kapan akhalk busuk mu di lupakan, kenapa muhasabah tidak di jadikan sebagai moment untuk perbaikan diri bukankah akhwat yang hanya akan mendapatkan ikhwah yang baik

Ukhti…pernahkah antum bercita-cita ingin mendapatkan suami ikhwan yang ideal, wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan pasti, bukankah apa yang antum pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan yaitu inging mencari istri yang solehah dan seorang mujahidah, kenapa tidak dari sekarang antum mempersiapkan diri menjadi seorangan mujahidah yang solehah

Ukhti…apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam diri antum,seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama nonton tv yang tidak karuan dan hanya kan mengeraskan hati sampai lupa waktu, lupa Bantu orang tua, kapan akan menjadi anak yang biruwalidain, kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan, mulai kapan antum akan mendapat gelar mujahidah atau akhwat solehah,,

Ukhti…apakah pandanganmu sudah terpelihara, atau pura-pura nunduk ketika melihat seorang ikhwan dan terlepas dari itu matamu kembali jelalatan layaknya mata harimau mencari mangsa, atau tundukan pandangannmu hanya menjadi alasan belaka karena merasa berkerudung besar.

Ukhti… hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua orang, sanggupkah antum menjaga izzah yang antum punya, atau sebaliknya antum bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu akan merusak citra akhwat yang laing, kadang orang lain akan mempunyai persepsi di sama ratakan antara akhwat yang sautu dengan akhwat yang lain, jadi kalo antum sendiri membuat kebobrokan akhlak maka akan merusak citra akhwat yang lain.

Ukhti…dirimu menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman sekalipun, bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang akhlaknya bobrok tapi semua orang menginginkan istri yang solehah, siapkah antum sekarang menjadi istri solehah yang selalu di damba-dambakan oleh semua orang.

Semoga Allah membukakan mata hati kita, dan istiqomah di jalanNya.

Wassalam

Senin, 27 April 2009

My Soul

Doa kecil buatmu

Di Pagi Hari ketika kutulis surat ini, matahari cerah sekali, langit bersih dan aku merasa pikiranku cukup jernih untuk melakukan semua hal yang aku rencanakan hari ini. Sudah agak lama kita tidak bertegur sapa, lewat apapun, hingga akhirnya aku tulis surat anonim buatmu seperti ini, berharap suatu saat energinya akan menyentuhmu entah dengan cara apa.

Kadang semua ini terasa seperti siklus yang berulang, ketika kita merasa pada suatu saat kita sampai lagi pada situasi yang sama. Membicarakan satu hal sebagai seorang teman dekat, saya lalu jadi tergelak, ternyata dari semua skenario yang pernah aku bayangkan dalam pikiranku tentang hubungan kita tidak sehebat skenario Sang Khalik yang selalu punya skenario yang lebih bagus. Bahkan aku rasa, Dia punya sense of Romance yang jauh lebih menarik dari yang kita bayangkan. Wisama baruga, SMU Neg 12 Makasar, bahkan Sopir pete-pete sungguminasa, adalah bagian dari scenario. Bahan skenarionya adalah kehidupan kita sendiri. Sungguh elegan dan syarat makna…

Saat ini ada senandung Ikhsan Idol di belakang kepalaku, "BUNGA".

Sebuah lagu sederhana dengan lirik memikat.

Dan saat ini hanya doa-doa kecil buat kekasih kita yang kita ucapkan sepanjang waktu. Doa adalah harapan, adalah medan energi yang lingkarannya sering melampaui apa yang di dunia nyata tapi sering kita abaikan. Jadi kadang kita pahami seperti sesuatu yang ada di seberang kenyataan. Padahal mungkin tidak sepenuhnya begitu. Beberapa kali aku membuktikan, kerja metafisik kita itu jika dilakukan dengan penuh kesungguhan dan ketulusan seperti semestinya, hasilnya benar-benar nyata. Ya, senyata pikiran dan harapan itu sendiri, dan terjadi pada saat kita justru berlepas bebas dengan hasil yang kita bayangkan.

For you My Soul.. kenyataan itu serasa bertingkat terbuka perlahan, satu demi satu, semua yang pernah terjadi dia antara kita membuat aku sering tidak mengerti. Setahap demi setahap aku diajarNya untuk memahaminya. Tapi masih juga aku terlalu tolol untuk itu semua, hingga kulakukan apa yang tak semestinya aku lakukan terburu-buru. Begitulah kamu terlalu cepat menjauh dariku ketika keyekinanku mulai datang. Aku cuma merasa ada yang istimewa di antara kita, ada senyummu yang selalu aku bayangkan merekah seperti senja merah itu. Ada hal yang lebih dari sekedar rasa marah dan ego itu.

“Kemarahan selalu bisa jadi sumber energi tapi aku selalu terlambat menyadari bahwa, itu juga bisa begitu mudah menghancurkan semuanya. Tak ubahnya adalah pengaruh buruk yang menajamkan pisau yang menggores luka dan ketakutanmu. Sungguh aku sesalkan semuanya, ketika akhirnya aku sampai disini. Terlempar ke jurang rindu yang merentang dari kemarahanku dan kebencianmu tentang hal itu.

Sungguh, tiap saat setelah aku sadari semuanya

Aku kirimkan doa kecil yang kuselipkan tiap saat,

Sambil kukenang semua yang indah

yang bisa kukenang dari kehadiranmu.

Aku mencoba menghubungkan energi yang kuperoleh dari kehadiranmu

Untuk mengusir rasa gelisah dan marah yang kupikirkan di lingkaranmu.


Sehari terakhir setelah sesalku atas semua itu, aku pompa energiku dekat dengan teman-teman dan keluargaku, dan rumah tempat semua energi itu aku tambang. Aku bayangkan semua bisa aku bagi dengamu, entah bagaimana caranya.

Satu pesan singkat yang saat ini membuat jiwamu masih hidup di hatiku

Semoga kekal-lah senyum-Nya di senyummu


April, 2008

Salam Illang

Senin, 23 Maret 2009

Rahasia di Balik Sakit

Hidup ini tidak lepas dari cobaan dan ujian, bahkan cobaan dan ujian merupakan sunatullah dalam kehidupan. Manusia akan diuji dalam kehidupannya baik dengan perkara yang tidak disukainya atau bisa pula pada perkara yang menyenangkannya. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (QS. al-Anbiyaa’: 35). Sahabat Ibnu ‘Abbas -yang diberi keluasan ilmu dalam tafsir al-Qur’an- menafsirkan ayat ini: “Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan.” (Tafsir Ibnu Jarir). Dari ayat ini, kita tahu bahwa berbagai macam penyakit juga merupakan bagian dari cobaan Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Namun di balik cobaan ini, terdapat berbagai rahasia/hikmah yang tidak dapat di nalar oleh akal manusia.

Sakit menjadi kebaikan bagi seorang muslim jika dia bersabar

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim)

Sakit akan menghapuskan dosa

Ketahuilah wahai saudaraku, penyakit merupakan sebab pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang pernah engkau lakukan dengan hati, pendengaran, penglihatan, lisan dan dengan seluruh anggota tubuhmu. Terkadang penyakit itu juga merupakan hukuman dari dosa yang pernah dilakukan. Sebagaimana firman Allah ta’ala, “Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. asy-Syuura: 30). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya. (HR. Muslim)

Sakit akan Membawa Keselamatan dari api neraka

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,” Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan mengahapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi. (HR. Muslim)

Oleh karena itu, tidak boleh bagi seorang mukmin mencaci maki penyakit yang dideritanya, menggerutu, apalagi sampai berburuk sangka pada Allah dengan musibah sakit yang dideritanya. Bergembiralah wahai saudaraku, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka.” (HR. Al Bazzar, shohih)

Sakit akan mengingatkan hamba atas kelalaiannya

Wahai saudaraku, sesungguhnya di balik penyakit dan musibah akan mengembalikan seorang hamba yang tadinya jauh dari mengingat Allah agar kembali kepada-Nya. Biasanya seseorang yang dalam keadaan sehat wal ‘afiat suka tenggelam dalam perbuatan maksiat dan mengikuti hawa nafsunya, dia sibuk dengan urusan dunia dan melalaikan Rabb-nya. Oleh karena itu, jika Allah mencobanya dengan suatu penyakit atau musibah, dia baru merasakan kelemahan, kehinaan, dan ketidakmampuan di hadapan Rabb-Nya. Dia menjadi ingat atas kelalaiannya selama ini, sehingga ia kembali pada Allah dengan penyesalan dan kepasrahan diri. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS. al-An’am: 42) yaitu supaya mereka mau tunduk kepada-Ku, memurnikan ibadah kepada-Ku, dan hanya mencintai-Ku, bukan mencintai selain-Ku, dengan cara taat dan pasrah kepada-Ku. (Tafsir Ibnu Jarir)

Terdapat hikmah yang banyak di balik berbagai musibah

Wahai saudaraku, ketahuilah di balik cobaan berupa penyakit dan berbagai kesulitan lainnya, sesungguhnya di balik itu semua terdapat hikmah yang sangat banyak. Maka perhatikanlah saudaraku nasehat Ibnul Qoyyim rahimahullah berikut ini: “Andaikata kita bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah (yang dapat kita gali, -ed). Namun akal kita sangatlah terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah, sebagaimana sinar lampu yang sia-sia di bawah sinar matahari.” (Lihat Do’a dan Wirid, Yazid bin Abdul Qodir Jawas)

Ingatlah saudaraku, cobaan dan penyakit merupakan tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah ta’ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan.” (HR. Tirmidzi, shohih). Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami keyakinan dan kesabaran yang akan meringankan segala musibah dunia ini. Amin.

***

Penulis: Abu Hasan Putra

Shalahuddin Al-Ayyubi

Shalahuddin Yusuf bin Najmuddin Ayyub dilahirkan di Takrit Irak pada tahun 532 Hijrah /1138 Masihi dan wafat pada tahun 589 H/1193 M di Damsyik. Beliau adalah pengasas Daulah Al-Ayyubiyah dan bergelar Sultan Shalahuddin. Seorang pahlawan Islam yang paling gagah berani dalam perang Salib dan berhasil merebut kembali Baitul Maqdis dari tangan kaum Salib Kristian.

Latarbelakang

Jerussalem merupakan kota Suci bagi ketiga-tiga agama samawi yakni Islam, Yahudi dan Kristian. Di dalam kota inilah letaknya Masjid Al-Aqsa yang dibangun oleh Nabi Sulaiman dan menjadi Kiblat pertama umat Islam sebelum beralih ke Baitullah di Makkah. Ketika Nabi Muhammad Isra’, singgah dan solat di masjid ini sebelum Mi’raj ke langit. Nabi Isa as. juga dilahirkan di Baitullaham berdekatan kota Jerussalam ini.

Di masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab (13-23 H/634-644 M) Jerussalam dapat direbut oleh kaum Muslimin dalam suatu penyerahan kuasa secara damai. Khalifah Umar sendiri datang ke Jerussalem untuk menerima penyerahan kota Suci itu atas desakan dan persetujuan Uskup Agung Sophronius.

Berabad abad lamanya kota itu berada di bawah pentadbiran Islam, tapi penduduknya bebas memeluk agama dan melaksanakan ajaran agamanya masing-masing tanpa ada gangguan. Orang-orang Kristian dari seluruh dunia juga bebas datang untuk mengerjakan haji di kota Suci itu dan mengerjakan upacara keagamaannya. Orang-orang Kristian dari Eropah datang mengerjakan haji dalam jumlah rombongan yang besar dengan membawa obor dan pedang seperti tentera. Sebahagian dari mereka mempermainkan pedang dengan dikelilingi pasukan gendang dan seruling dan diiringkan pula oleh pasukan bersenjata lengkap.

Sebelum Jerussalem ditadbir Kerajaan Seljuk pada tahun 1070, upacara seperti itu dibiarkan saja oleh umat Islam, kerana dasar toleransi agama. Akan tetapi apabila Kerajaan Seljuk memerintah, upacara seperti itu tidak dibernarkan, dengan alasan keselamatan. Mungkin kerana upacara tersebut semakin berbahaya. Lebih-lebih lagi kumpulan-kumpulan yang mengambil bahagian dalam upacara itu sering menyebabkan pergaduhan dan huruhara. Disebutkan bahawa pada tahun 1064 ketua Uskup memimpin pasukan seramai 7000 orang jemaah haji yang terdiri dari kumpulan Baron-baron dan para pahlawan telah menyerang orang-orang Arab dan orang-orang Turki.

Itulah yang membimbangkan Kerajaan Seljuk. Jadi larangan itu demi keselamatan Jemaah haji Kristian itu sendiri. Malangnya, tindakan Seljuk itu menjadi salah anggapan oleh orang-orang Eropah. Ketua-ketua agama mereka telah berkempin bahawa kebebasan agamanya telah dicabuli oleh orang-orang Islam dan menyeru agar Tanah Suci itu dibebaskan dari genggaman umat Islam.

Patriach Ermite adalah paderi yang paling lantang dan bertungkus lumus mengapi-apikan kemarahan umat Kristian. Dia asalnya seorang tentera, tapi kemudian menjadi paderi, berwatak kepala angin dan cepat marah. Dalam usahanya untuk menarik simpati umat Kristian, Ermite telah berkeliling Eropah dengan mengenderai seekor kaldai sambil memikul kayu Salib besar, berkaki ayam dan berpakaian compang camping. Dia telah berpidato di hadapan orang ramai sama ada di dalam gereja, di jalan-jalan raya atau di pasar-pasar. Dia menceritakan sama ada benar atau bohong kisah kunjungannya ke Baitul Maqdis.

Katanya, dia melihat pencerobohan kesucian ke atas kubur Nabi Isa oleh Kerajaan Turki Seljuk. Diceritakan bahawa jemaah haji Kristian telah dihina, dizalimi dan dinista oleh orang-orang Islam di Jerussalem. Serentak dengan itu, dia menggalakkan orang ramai agar bangkit menyertai perang untuk membebaskan Jerussalem dari tangan orang Islam. Hasutan Ermite berhasil dengan menggalakkan. Paus Urbanus II mengumumkan ampunan seluruh dosa bagi yang bersedia dengan suka rela mengikuti Perang Suci itu, sekalipun sebelumnya dia merupakan seorang perompak, pembunuh, pencuri dan sebagainya. Maka keluarlah ribuan umat Kristian untuk mengikuti perang dengan memikul senjata untuk menyertai perang Suci. Mereka yang ingin mengikuti perang ini diperintahkan agar meletakkan tanda Salib di badannya, oleh kerana itulah perang ini disebut Perang Salib.

Paus Urbanus menetapkan tarikh 15 Ogos 1095 bagi pemberangkatan tentera Salib menuju Timur Tengah, tapi kalangan awam sudah tidak sabar menunggu lebih lama lagi setelah dijanjikan dengan berbagai kebebasan, kemewahan dan habuan. Mereka mendesak Paderi Patriach Ermite agar berangkat memimpin mereka. Maka Ermite pun berangkat dengan 60,000 orang pasukan, kemudian disusul oleh kaum tani dari Jerman seramai 20.000, datang lagi 200,000 orang menjadikan jumlah keseluruhannya 300,000 orang lelaki dan perempuan. Sepanjang perjalanan, mereka di izinkan merompak, memperkosa, berzina dan mabuk-mabuk. Setiap penduduk negeri yang dilaluinya, selalu mengalu-alukan dan memberikan bantuan seperlunya.

Akan tetapi sesampainya di Hongaria dan Bulgaria, sambutan sangat dingin, menyebabkan pasukan Salib yang sudah kekurangan makanan ini marah dan merampas harta benda penduduk. Penduduk di dua negeri ini tidak tinggal diam. Walau pun mereka sama-sama beragama Kristian, mereka tidak senang dan bertindak balas. Terjadilah pertempuran sengit dan pembunuhan yang mengerikan. Dari 300,000 orang pasukan Salib itu hanya 7000 sahaja yang selamat sampai di Semenanjung Thracia di bawah pimpinan sang Rahib.

Apabila pasukan Salib itu telah mendarat di pantai Asia kecil, pasukan kaum Muslimin yang di pimpin oleh Sultan Kalij Arselan telah menyambutnya dengan hayunan pedang. Maka terjadilah pertempuran sengit antara kaum Salib dengan pasukan Islam yang berakhir dengan hancur binasanya seluruh pasukan Salib itu.

Kaum Salib Mengganas To be Continued…

Template by:
Free Blog Templates